AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO
DOI:
https://doi.org/10.36465/jkbth.v16i1.173Abstract
Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan salah satu tanaman obat yang berasal dari Jepang, memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai antibakteri. Daun ashitaba memiliki kandungan senyawa aktif yaitu alkaloid, tannin, flavonoid, saponin dan triterpenoid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Telah dilakukan sebelumnya uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ashitaba (Angelica keiskei) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air daun ashitaba terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro dan menentukan konsentrasi minimum yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Metode penelitian adalah eksperimen. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut air. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak daun ashitaba yang digunakan yaitu 1%, 2%, 4%, 6%, 8% , 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Daya hambat yang terbentuk diukur berdasarkan besarnya diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata diameter daya hambat yang terbentuk dari konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% , 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% adalah 6,08 mm; 6,93 mm; 7,97 mm; 8,08 mm; 10,18 mm; 13,75 mm; 15,41 mm; 16,36 mm; 17,20 mm dan 18,78 mm. Sedangkan rata-rata diameter hambat untuk kontrol positif 17,41 mm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro pada konsentrasi 2%.
Telah dilakukan sebelumnya uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun ashitaba (Angelica keiskei) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak air daun ashitaba terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro dan menentukan konsentrasi minimum yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Metode penelitian adalah eksperimen. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut air. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak daun ashitaba yang digunakan yaitu 1%, 2%, 4%, 6%, 8% , 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Daya hambat yang terbentuk diukur berdasarkan besarnya diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata diameter daya hambat yang terbentuk dari konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% , 10%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% adalah 6,08 mm; 6,93 mm; 7,97 mm; 8,08 mm; 10,18 mm; 13,75 mm; 15,41 mm; 16,36 mm; 17,20 mm dan 18,78 mm. Sedangkan rata-rata diameter hambat untuk kontrol positif 17,41 mm. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KHM (Konsentrasi Hambat Minimum) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro pada konsentrasi 2%.
Downloads
Published
2016-11-11
How to Cite
Suhartati, R., & Nurasiah, I. (2016). AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR DAUN ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Pseudomonas aeruginosa SECARA IN VITRO. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 16(1), 113–117. https://doi.org/10.36465/jkbth.v16i1.173
Issue
Section
Artikel