FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA PENYAMAKAN KULIT DI PERUSAHAAN VPC SUKAREGANG GARUT
Abstract
Industri pengolahan kulit adalah salah satu industry yang 90% mempergunakan bahan kimia .Dampak yang ditimbulkan oleh bahan –bahan tersebut bagi kesehatan manusia ada yang bersifat akut, sub akut dan kronik Masyarakat sekitar area industry kulit banyak mengeluhkan masalah kesehatan terutama masalah kesehatan kulitnya baik itu gatal-gatal, ruam kulit dan bau busuk yang sangat menyengat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan menunjukan hampir 50% pekerja penyamakan kulit di Perusahaan VPC kulitnya mengalami gatal-gatal, panas,merah dan adanya pecah-pecah (fisura).
Jenis penelitian yang digunakan penelitian deskriptif yang menggambarkan hubungan sebab akibat terjadinya kasus penyakit dermatitis kontak, sampel adalah sebanyak 35 orang terdiri dari 18 orang pekerja tetap dan 17 orang pekerja dari perusahaan lain yang mengolah penyamakan kulitnya di perusahaan VPC.Variabel yang diteliti adalah lama , frekuensi kontak dan penggunaan APD, untuk pengumpulan datanya menggunakan lembar kuesioner.Data yang didapat kemudian diuji menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95% dan alpha sebesar 0,05.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa pekerja penyamakan kulit yang dermatitis kontak adalah sebanyak 18 responden atau (51,5%). Ada hubungan bermakna antara lamanya kontak dengan kejadian dermatitis kontak . pekerja yang memiliki frekuensi kontak lebih dari 5 kali/hari memiliki kemungkinan 0,6500 kali lebih besar untuk terkena dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja yang frekuensi kontaknya kurang dari 5 kali/hari. Terdapat hubungan antara penggunaan APD dengan kejadian dermatitis .
Kesimpulan ada hubungan antara lama kontak, frekuensi dan pemakaian APD dengan dermatitis kontak. Saran Sebaiknya Pemilik perusahaan VPC beralih pada proses penyamakan kulit yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan kimia organic pengganti asam sulfat dan formic acid.
Kata kunci: Dermatitis kontak, lama kontak ,frekuensi kontak dan APD
Full Text:
PDF (Indonesian)References
Arikunto, S. (2003),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.
Asri Sugarda, dkk (2014) Analisis Pengaruh Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD) terhadap ALLOWANCE Proses Kerja Pemotongan Kayu(studi kasus:PT.PAL INDONESIA)
Balai Penelitian Kulit Depperin Yogyakarta, 1980
Buchori (2007), Managemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri, Medan USU
Candra,Budiman(2008),Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Cohen DE. . (1999). Occupational Dermatosis. In: Di Berardinis LJ, editor.Handbook of Occupational Safety and Health Second Edition.Canada: John Wiley & Sons Inc.
Depkes, (2009), Profil Data Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2009.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dermatitis Contaxt Emergency Medicine,(2009).Diperoleh tanggal 20 desember 2017 dari:http;emedicine.Medscape.com/article.
Djuanda, A.Hamzah,et all(2007) Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ke empat, cetakan ketiga, Jakarta:FKUI.
Depkes,(2009),Profil Data Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2009.Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dermatitis Contaxt Emergency Medicine, 2009 September (diakses 15 oktober 2017).Diunduh dari: http://emedicine. Medscape.com/ article/.
Husen Umar, (1997) Yayasan Indonesia Sejahtera.
Harahap.M (2006) Ilmu Penyakit Kulit.Jakarta.Hipokrates.
Hudyono, J.2002.Dermatosis Akibat Kerja. Majalah Kedokteran Indonesia
Kosasih , A.(2004) Dermatitis akibat kerja .Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Lestari, Fatma dan Utomo, Suryo Har i(2007) Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Dermatitis kontak pada Pekerja di PT Inti Pantja Pres Industri.Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia.
Nuraga, W.et al, (2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja yang Terpajan dengan Bahan Kimia di Perusahaan Industri Lokomotif kawasan Industri Cibitung Jabar.
Notoatmodjo. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan ,Jakarta:PT Rineka Cipta.
Nurangga & Lestari, (2010) Dermatitis kontak pada pekerja yang terpajan dengan bahan kimia. Diperoleh pada tanggal 17 nopember 2017 dari http:jounal.ui.ac.id/health/article/viewFile/299/295
Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.08/Men/VII/2010 Tentang Pelindung Diri yang bekerja di tempat yang memiliki resiko dengan keselamatan dan kesehatan Pekerja.Kewajiban itu sudah disepakati Pemerintah.
Riska Ferdian (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur.
Ryan Wahyu PerdanaNS (2014)Pengaruh Alat Pelindung Diri (APD) terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3)Karyawan di Bengkel M.Mischan Kalijudan Surabaya.
Siswanto, A (2003) Alat Pelindung Diri, Makalah Surabaya:Balai Piperkes Jawa Timur.
Siti Rahmayani, dkk (2014) Hubungan Pengetahuan dan Perilaku dengan Frekuensi Kejadian Penyakit Kulit pada Masyarakat Pengguna Air sungai Kuantan
Suma^mur,P.K (2005) Kesehatan Kerja, Jakarta:Widya Medika.
Turangga,W. et al,(2008) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja yang Terpajan dengan Bahan Kimia di Perusahaan Industri Lokomotif Kawasan Industri Cibitung Jabar.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.