KEJADIAN LUAR BIASA PARALYTIC SHELLFISH POISONING PADA KONSUMSI KERANG HIJAU TERKONTAMINASI SAXITOXIN DI KABUPATEN CIREBON, INDONESIA, DESEMBER 2016

ADE NURLINA

Abstract


Pada Desember 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon mendapat laporan terjadi keracunan pangan dialami oleh 115 orang, dua diantara penderita meninggal (CFR:1,7%) setelah mengkonsumsi kerang hijau. Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mengidentifikasi sumber, penyebab, serta faktor risiko keracunan. Penyelidikan menggunakan rancangan unmatching casecontrol(1:1). Kasus klinis adalah penduduk yang mengalami gejala mual, muntah, sakit perut, pusing, baal/kesemutan dan lemas setelah mengkonsumsi kerang hijau pada periode 9-13 Desember 2016. Kontrol adalah penduduk yang tidak mengalami gejala tinggal serumah atau tetangga kasus.Data yang dikumpulkan meliputi makanan yang dikonsumsi, dilakukan pemeriksaan laboratorium pada kerang sisa makan, kerang mentah, dan air tempat budidaya untuk mengetahui kandungan zat beracun.

Hasil :54,8% kasus adalah perempuan dan 67,8% kasus berumur 20-59 tahun. Analisis bivariat menghasilkan kerang hijau (PValue:0,00; OR:57,06; 95%CI:20,54-191,14) dan sayur kangkung (PValue:0,03; OR:1,96; 95%CI:1,01-3,83) merupakan makanan yang berisiko menyebabkan keracunan. Diketahui kuah sayur kangkung berasal dari air rebusan kerang hijau. Lahan budidaya kerang hijau positif dan sedang blooming algae toksik jenis Pyodinium bahamense. Kerang hijau positif saxitoxin dengan dosis (0,54-1,01 mg/kg) yang dapat menyebabkan kematian. Pengamatan mengungkapkan adanya kebiasaan penduduk sekitar membuang sampah rumah tangga dan limbah industri pengolahan hasil perikanan ke sungai.

Kejadian luar biasa Paralytic Shellfish Poisoning disebabkan oleh konsumsi kerang hijau terkontaminasi saxitoxin yang berasal dari blooming Pyodinium bahamense. Direkomendasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah dan limbah ke sungai serta menghentikan konsumsi kerang ketika blooming algae toksik, serta melakukan monitoring kualitas air secara berkala guna menentukan waktu tanam dan panen kerang hijau.

 

Kata kunci: Paralytic Shellfish Poisoning, Kerang Hijau, Kabupaten Cirebon


Full Text:

PDF (Indonesian)

References


Bres P. Tindakan darurat kesehatan masyarakat pada kejadian luar biasa ; petunjuk praktis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1995.

Kementerian Kesehatan RI. Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI). Jakarta; 2014.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Sentra Informasi Keracunan : Laporan KLB Keracunan Pangan Tahun 2015. Jakarta; 2015.

Chin J. Manual pemberantasan penyakit menular. Kandun NI, editor. Jakarta; 2009. xxxi,739.

Sudarmiati S, Zaman B. Mekanisme Keracunan Saraf Akibat Konsumsi Kerang-Kerangan Yang Terkontaminasi Dinoflagellata Beracun (Studi Literatur).

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon. Kabupaten Cirebon Dalam Angka. 2016;

Kementerian Kesehatan RI. PMK No. 3/2013 tentang Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan. Jakarta; 2013.

SEARO WHO. Penyakit Akibat Keracunan Makanan. 2015;

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan. Jakarta; 2009.

Alexender J et al. Marine Biotoxins in Shellfish- Saxitoxin Group. EFSA J. 2009;1019:1–76.

Australia New Zealand Food. Shellfish toxins in food. 2001.

Sidabutar,. T NNW. Kasus “RED TIDE” diperairan Indonesia Bagian Timur. 1996.

Tungka AW, Haeruddin, Ain C. Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat Di Muara Sungai Banjir Kanal Barat Dan Kaitannya Dengan Kelimpahan Fitoplankton Harmful Alga Blooms (HABs). Indones J Fish Sci Technol. 2016;12.

Efendi. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius; 2003.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.