EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES MELLITUS TIPE II KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk evaluasi penggunaan obat diabetes mellitus tipe 2 komplikasi hipertensi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo kota Tasikmalaya, dengan tujuan agar pemberian obat kepada pasien menjadi lebih tepat , aman dan efektit. Adapun aspek kerasionalan obat meliputi tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, dan tepat cara pemberian. Teknik pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari catatan rekam medik di RSUD dr. Soekardjo kota Tasikmalaya periode April 2015 - Maret 2016. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh jenis antidiabetik tunggal golongan insulin yang paling banyak digunakan yaitu insulin levemir sebesar 36,36%. Obat tunggal antihipertensi yang paling banyak golongan penghambat kanal kalsium sebesar 48,43%. Berdasarkan evaluasi penggunaan obat diabetes melilitus tipe 2 komplikasi hipertensi meliputi tepat indikasi (98,97%), tepat dosis antidiabetik (45 subjek) dan tepat dosis antihipertensi (98,87%), tepat pasien (100%) dan tepat cara pemberian (100%).
Kata Kunci : Evaluasi penggunaan obat Diabetes mellitus tipe 2 komlikasi Hipertensi.
Full Text:
PDF (Indonesian)References
Arifin, Ibrahim,. Et al. 2006. Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2006. Semarang: Universitas Wahid Hasyim.
Baxter, K. (2010). Stockley’s Drug Interactions. Eighth Edition. UK: Pharmaceutical Press.
Davidson, L., et al. 2013. Quick Review Biokimia Edisi Keempat. Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.
Departemen Kesehatan. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Melitus.
Soegondo, S. Dalam Mutmainah Iin. 2013. Hidup secara mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula. UMS
International Diabetes Federation. 2011. Diabetes Evidence Demands Real Action From The Un Summit On Non-Communicable Diseases. [http://www.idf.org/diabetes-evidence-demands-real-action-un-summit-non-communicable-diseases] [Diunduh pada 11 Maret 2016 pukul 00.29 WIB]
Katzung, B.G., dkk. (2014). Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 12. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Permana, hikmat. 2009. Pengelolaan hipertensi pada diabetes millitus, fakultas kedokteran universitas padjajaran. Bandung
Perkeni. 2011. Konsensus DM tipe 2 indonesisa. Jakarta: PB Perkeni
Perkeni. 2015. Konsensus DM tipe 2 indonesisa. Jakarta: PB Perkeni
Permenkes. (2014). Standar Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta: Mentri Kesehatan
Menkes, RI. 2009. No 1185/Menkes/SK/2009 Peningkatan kepeserta jamkesmas bagi panti sosial, penguni lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara serta korban bencana. Jakarta: Mentri Kesehatan.
Menkes. 2008. No.269/menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam medik. Jakarta: Depkes.
Mihardja, L dalam Mutimah Iin,. 2009. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus dalam Majalah Kedokteran Indonesia. Jakarta
Ndraha Suzanna (2014).” Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini”. Leading article “Vol”. 27, No.2. [Agustus 2014]
Novitasari, D., Sunarti, dan Arta, F., 2011, Emping Garut (Maranta arundinacea Linn) sebagai Makanan Ringan dan Kadar Glukosa Darah Angiotensin II Plasma Serta Tekanan Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 1 (DMT2), Media Medika Indonesia.
Sastramihardja, Herri. 2012. Farmakologi Klinik. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Sweetman, S et al dalam Ariyanti dian, dkk. 2010. Kajian penggunaan Obat Antihipertensi pada pasien DM Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Blue RSUP Prof. dr.D. Kandou Manado.
Syamsudin. 2011. Interaksi Obat Konsep Dasar Dan Klinis. Jakarta: UI.
Tarwoto., et al. 2012. Keperawatan Medika Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: TIM.
Yoo Ben. 2015/2016. MIMS Petunjuk Konsultasi. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.