INTERAKSI OBAT ANTIRETROVIRAL PADA PASIEN HIV/AIDS DI RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA PERIODE JANUARI – MARET TAHUN 2022

Penulis

  • Citra Dewi Salasanti
  • Wanda Ulfah Zakiyah
  • Keni Ida Cahyati

Kata Kunci:

HIV/AIDS, Antiretroviral, Interaksi Obat.

Abstrak

Pengobatan pada penderita HIV/AIDS umumnya diberikan terapi kombinasi antiretroviral (ARV) karena kejadian penurunan kekebalan tubuh dapat diturunkan. Selain antiretroviral, pada sebagian penderita HIV/AIDS diberikan terapi obat lain untuk keluhan infeksi lain. Dengan adanya penggunaan obat lebih dari satu maka interaksi obat dimungkinkan terjadi pada pengobatan penderita HIV/AIDS sehingga dapat menggangu pencapaian tujuan terapi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peresepan obat serta potensi interaksi obat pada pasien HIV/AIDS di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan data diambil secara retrospektif di klinik Teratai RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada bulan Januari – Maret 2022. Hasil penelitian menunjukkan peresepan obat antiretroviral pada pasien HIV/AIDS di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya yang paling banyak digunakan adalah kombinasi tenofovir (TDF), lamivudin (3TC), dan efavirenz (EFV) sebanyak 211 pasien (57,03%). Dari data 370 pasien dengan 10 jenis obat ARV dan 4 jenis obat non-ARV, potensi interaksi obat terjadi sebanyak 496 kasus (79,61%). Potensi interaksi obat dengan tingkat keparahan moderat sebenyak 99,60% dan minor 0,40%. Potensi interaksi obat dengan mekanisme farmakokinetik sebanyak 0,40% dan farmakodinamik sebanyak 99,60%.

Diterbitkan

2022-12-29

Terbitan

Bagian

Article