UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL DAUN KAPULAGA (Amomum compactum Soland ex. Maton) TERHADAP JAMUR Microsporum gypseum SECARA INVITRO
DOI:
https://doi.org/10.36465/jkbth.v19i1.452Abstract
Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis memiliki kelembaban tinggi dengan relatif rata-rata 80% yang cocok bagi mikroorganisme seperti jamur. Jamur Microsporum gypseum (M.gypseum) merupakan jamur yang umum menginfeksi kulit dan rambut. Salah satu pencegahan penyakit ini dengan pemberian obat tradisional yaitu daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex. Maton). Daun Kapulaga merupakan tanaman obat yang banyak mengandung senyawa kimia (Saponin, flavonoid, dan tannin) yang berfungsi untuk merusak membran sel jamur dengan mendenaturasi protein yang menyebabkan gangguan pada jamur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak etanol daun kapulaga (Ammomum compactum) terhadap pertumbuhan jamur M.gypseum. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen terhadap jamur M. gypseum dengan menggunakan metode difusi (Kirby Bauer). Konsentrasi ekstrak etanol daun kapulaga yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol 2%. Hasil daya hambat dianalisis menggunakan one way anova dengan taraf kepercayaan 95%, serta diuji lanjut menggunakan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kapulaga (Amomum compactum Soland ex Maton ) memiliki efektifitas daya hambat terhadap pertumbuhan jamur M.gypseum. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa diameter zona hambat jamur M. gypseum untuk setiap konsentrasi ekstrak kapulaga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap semua konsentrasi ekstrak, terkecuali konsentrasi 30 % dan 40% memiliki kemampuan yang sama. Hal ini berarti sebagian besar konsentrasi ekstrak tersebut telah menunjukkan efek yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan M. gypseum. Efek antifungi yang paling baik terlihat pada konsentrasi ekstrak 100% dengan kemampuan daya hambat sebesar 64 mm dengan kategori hambatan sangat kuat sedangkan konsentrasi terkecil yang masih dapat menghambat pertumbuhan terdapat pada konsentrasi ekstrak 10 % dengan kemampuan daya hambat sebesar 10 mm dengan kategori hambatan kuat.
Kata kunci: Amomum compactum , Efektivitas (daya hambat), Microsporum gypseum
References
Agnol, R.D., Ferraz, A., Bernardi, A. P., Albring, D., Nor, C., Sarmento, L., and Lamb, L. 2003. Antimicrobial Activity of Some Hypericum species, Brazil.
Bonang, Gerand dan Enggar S. Koeswardono. 1982. Jakarta. Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium dan Klinik. Gramedia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Jakarta.
Djunaedy, A, 2008, ‘Aplikasi fungisida sistematik dan pemanfaatan mikoriza dalam rangka penendalian patogen luar tanah pada tanaman kedelai (Glycine max L)’, Embryo, vol 5, no. 2, hal 1-9
Ditjen POM. 1985. Cara Pembuatan Simplisia, Depkes RI; Jakarta.
Ganiswara, 1995, Farmakologi Dan Terapi edisi IV, UI, Jakarta.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Hidayatulah, 2015. Ekstrak kapulaga (Amomum compactum) dapat menghambat pertumbuhan uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Indah, D. N. 2006. Isolasi dan Uji Aktivitas Pestisida Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi Diklorometan Daun Tumbuhan Toona Sinensis Roem. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Indriani. 2016. Uji Aktifitas Antimikroba Fraksi Etil Asetat Daun Kapulaga (Amomum compactum soland) Terhadap beberapa Mikroba Uji. Skripsi. Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar.
Jawetz, E, J. et al., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Khunafi, M., 2010, Uji Aktivitas AntiBakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas Aeruginosa, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Materia Medika Indonesia. Jilid V. 1989. Depkes RI. Jakarta.
Philips, R. M.,Rosen, T. 2002. Topical antifungal agents In Wolverton E. S. Saunders Company.
Winarsi H., 2014. Antioksidan Daun Kapulaga. Graha Ilmu, Yogyakarta